Pendahuluan
JAS MERAH atau jangan melupakan sejarah adalah pepatah yang penting.
Tidak kalah pentingnya dengan kita mengartikan dan mengaplikasikan bentuk
sejarah dan history itu sendiri. Sejarah negara kita yang telah ditindas
Belanda selama tiga abad setengah, kemudian dialihtangankan pada Jepang tentu
membawa dampak yang sangat besar bagi bangsa kita, baik positif atau negatif.
Terlepas dari itu semua, di sini kita akan membedah dan menulusuri
kiprah dari ‘sejarah’. Ya, sejarah Soekarno. Karena dia yang menjadi presiden
pertama di negara kita, dan termasuk salah satu tokoh yang berkecimpung dalam
perpolitikan Indonesia
hingga Indonesia
merdeka. Soekarno adalah sang proklamator, yang memproklamirkan ke dunia
tentang kemerdekaan Indonesia .
Tokoh yang dijuluki Macan Podium ini mampu membangkitkan semangat
nasionalis dan menyatukan masyarakat Indonesia untuk mencapai
kemerdekaan. Persatuan yang tanpa pandang RAS dan SARA.
Kemudian, trik dan hal ini dianggap perlu bagi kami untuk mendalami
intrik dan ‘atom-atom’ negara kita, untuk mencapai dakwah dan persatuan Islam
pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Biografi Singkat Soekarno
Adalah Ir. Soekarno lahir di Surabaya ,
06 Juni 1901[1].
Ayahnya bernama Raden Soekami dan ibunya bernama KlayuRai. Ayahnya adalah
seorang guru yang ditugaskan di Bali . Dalam
masa tugasnya, ia berhasil mempersunting KlayuRai, putri bangsawan Bali . Setelah pernikahan tersebut, Raden Soekami minta
dialihkan tugas, kemudian dipindahkan ke Surabaya .
Ketika di Surabaya inilah, lahir Putra Sang Fajar (julukan Soekarno)[2].
Nama aslinya adalah Kusno, namun karena sering sakit-sakitan, ayahnya
mengganti menjadi Soekarno. Diambil dari "Karna", artinya pahlawan
besar dan “Soe” yang berarti baik[3].
Presiden pertama Indonesia
ini memulai pendidikan dari tangan kedua orang tuanya, kemudian dilanjutkan di
Bumi Putera, sekolah untuk anak para priyayi. Pada waktu kelas lima , ayahnya mengirim
Soekarno ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi, yaitu Sekolah Tinggi
Belanda. Dengan jabatan sebagai Mantri Guru (kepala sekolah), tidak sulit
memasukkan putranya ke sekolah ini. Soekarno pun masuk di kelas enam Europeshce Lagere School .
Setelah lulus, dia melanjutkan pendidikan di Hogere
Burger School (HBS).
Selama tinggal di Surabaya ,
ia tinggal bersama HOS
Cokroaminoto yang di kemudian hari menjadi mertuanya. Pada tanggal 11 Juni 1921,
Soekarno berhasil menamatkan pendidikan di Surabaya . Kemudian, ia melanjutkan ke Bandung . Selama di Bandung , ia
ditemani istrinya, Utari, dan tinggal di rumah Haji Sanusi, dan menikah lagi
dengan Inggit, istri Sanusi.
Dalam dunia politik, Soekarno mengawali karir dari sering mengikuti
acara Serikat Islam kemudian dia mendirikan PNI atau Persatuan Nasional
Indonesia.
Inilah sekilas tentang biografi presiden pertama kita. Kemudian, kita
akan mengulas tentang ide dan pemikiran yang perlu kita warisi.
Pemikiran dan Ide Putra Sang Fajar
Indonesia-isme
Bung Karno tidak memilih negara kita sebagai feodalisme, sekulerisme[4],
marxisme, imperialisme, islamisme, kristenisme, budhaisme, hinduisme, ataupun
isme-isme lainnya, tapi ia memilih indonesiaisme. Ya, indonesiaisme yang
mengandalkan nasionalisme dan patriotisme yang tinggi.
Sebagaimana pengalaman masa lalu ketika Nusantara masih dalam bentuk
kerajaan, ada kerajaan Singosari, Majapahit, Samudra Pasai, dan seterusnya,
ternyata tidak bisa menyatukan Indonesia
seutuhnya. Meskipun Majapahit mampu menaklukkan Nusantara bahkan sampai Malaysia maupun Thailand , tapi bukan itu ruh indonesiaisme.
Di zaman kerajaan dulu, tidak ada bedanya dengan feodal di Prancis.
Dia pun tetap memilih indonesiaisme dan tidak memilih fasisme[5].
Karena di dalam fasisme, sistem diktator diterapkan. Dan tentunya ini tidak
akan sesuai dengan ‘jiwa indonesiaisme’.
Dia pun tetap berpegang pada indonesiaisme dengan menyampingkan
islamisme, atau kristenisme, atau pun teologisme lainnya. Karena jika salah
satu diterapkan dengan sistem, maka akan runyam dan akan mengakibatkan
disintegrasi bangsa sebagaimana yang sempat mencuat di era kepresidenan Habibi
sampai Gus Dur.
Putra Sang Fajar ini pun tidak berpegang teguh pada sekulerisme, karena
ideologi ini yang memisahkan dan mengotak-ngotak antara urusan negara dan
urusan agama. Karena dalam hal apapun, agama adalah ‘wahyu’ yang tidak dapat
dielakkan, dan harus dipatuhi.
Bahkan ia lebih memihak pada marhenisme. Adalah suatu ideologi yang
mementingkan dan memihak pada kaum lemah. Marhaen adalah nama petani yang
sempat ditemui ketika ia kuliah di Bandung .
Dari percakapan singkat dengannya, muncullah ide marhenisme.
Indonesiaisme adalah suatu jiwa luhur yang mengangkat tinggi
musyawarah, kemufakatan, dan persatuan sebagaimana tercantum dalam pancasila,
atau pun memerangi kolonialisme, imperialisme sebagaimana yang termaktub dalam
pembukaan Undang-undang dasar.
Koperasi-isme
Sebenarnya pencetus pertama koperasi adalah Bung Hatta. Dan karena Bung
Hatta adalah wakil presiden pertama di era orde lama, maka paham ini pun
dimasukkan. Ya, sistem ekonomi ini yang diaplikasikan di Indonesia . Tidak sistem kapitalisme[6]
atau komunisme atau lainnya.
Koperasiisme adalah suatu jenis badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum. Koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Adapun Soekarno sendiri mempunyai marhenisme yang lebih membela
rakyat kecil. Ya, akan tetapi antara marhenisme dan koperasiisme tidak jauh
beda. Sama-sama menjunjung tinggi kekeluargaan dan membela perekonomian rakyat
kecil yang masih kurang modal.
Kesimpulan
Setelah kita menyelami dan mengorek kembali pemikiran dan ide sang
proklamator, kita dapat memahami akan pentingnya nasionalisme dan patriotisme.
Dengan memahami nasionalisme ini, bukan berarti kita menyampingkan ide dan
pemikiran dari bangsa lain, tapi yang terpenting adalah filterisasi dari tiap
ide itu sendiri.
Misalnya, ide radikalisme. Ide ini pun tidak
sepatutnya digebyahuyah atau dipukul rata menjadi suatu paham yang
keliru, paham yang seram. Akan tetapi, kita harus mencoba untuk menfilter ide
ini dan mengaca kembali akan keakuratannya. Seandainya ide ini perlu untuk diterapkan
demi membela pancasila, seperti munculnya majalah playboy maka kami kira perlu
pula untuk diterapkan. Akan tetapi, jika memang suatu ide telah melanggar
pancasila dan dasar-dasar yang telah digariskan serta dirumuskan, maka
seyogyanya kita menanggalkan ide itu sendiri. Ya, perumus bangsa kita adalah
manusia yang tentunya juga melakukan kesalahan dan kekhilafan. Akan tetapi,
bukan berarti kita bebas mengaplikasikan tiap ideologi dengan tanpa memandang
kemaslahatan ideologi itu sendiri, dan bukan berarti kita bebas berekspresi
terhadap ideologi tanpa memandang orang lain. Bukannya begitu???
Oleh : Muhammad Ufi Ishbar Noval *
[1] Diambil dari beberapa referensi termasuk di www.okezone.com update bulan april.
[2] Lihat Majalah Tempo 2000 dan buku Bung Karno Penyambung lidah Rakyat
Indonesia
karya Cindi Adams.
[3] Idem
[4] Sekulerisme adalah suatu ideologi yang menyatakan bahwa institusi
atau badan harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan.
[5] Lihat "Di Bawah Bendera Revolusi", hal 457. penerbit
[6] Kapitalisme diambil dari capital (ing, red) yang
artinya adalah modal. Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang cenderung ke arah
pengumpulan kekayaan untuk pihak sendiri atau golongan tertentu. (lihat:
wikipedia bahasa melayu)
*
Penulis adalah mahasiswa tingkat III Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Al-Ahgaff.