ISLAM DAN
TIMUR TENGAH
“Carilah sesuatu di
tempatnya”. Ungkapan itu sungguh sangat penting untuk diketahui oleh siapa saja
yang ingin mengetahui sesuatu tentang apapun itu. Tak jarang orang mengeluarkan
vonis dan ‘ultimatum’ terhadap sesuatu yang ia ketahui, padahal pengetahuannya
mengenai hal itu tak layak dijadikan motif untuk argumen, apalagi vonis.
Apalagi ketika kita
berbicara masalah Islam, sangat tak pantas apabila kita semerta-merta mengatakan
“Islam mengatakan A, Islam mengatakan B, Islam mengatakan C, …” tanpa
mengetahui apa yang sebenarnya dikatakan oleh Islam karena Islam adalah agama
yang jelas dan semua hal ada aturannya.
Oleh karena itu merupakan
hal yang penting dan vital dalam memahami Islam untuk selalu merujuk kepada
sumber-sumber terpercaya dan diakui eksistensinya lintas sejarah agar pemahaman
kita terhadap ajaran Islam – baik berhubungan dengan iman, hukum ataupun akhlaq
– memiliki dasar yang bisa dipertaggungjawabkan di hadapan Allah dan juga di
hadapan manusia.
Timur tengah. Dua kata
yang dijadikan kata rangkaian ini sangat terkenal dan bisa dikatakan paling
identik dengan Islam. Meskipun tak semua orang yang berada di timur tengah
beragama Islam dan tak semua hal yang ada di sana islami, tapi kesan Islam di
timur tengah sangat kental dan hal itu tentunya berdasarkan atas beberapa
alasan yang logis.
Alasan yang pertama karena
Islam diturunkan disana dan peninggalan-peninggalan Islam masa penurunan wahyu
masih banyak yang tersisa dan terjaga hingga detik ini. Di samping itu, timur
tengah juga memiliki banyak sekali tokoh-tokoh agama kaliber internasional yang
tak perlu kita sebutkan nama mereka satu persatu. Dan inilah alasan kedua
mengapa timur tengah sangat identik dengan Islam. Di timur tengah juga terdapat
banyak dan bahkan dapat dikatakan sumber dari kebanyakan kelompok-kelompok dan
sekte-sekte yang ada di bawah naungan Islam. Alasan lain yang membuat timur tengah
identik dan kental dengan Islam adalah
banyaknya sekolah tradisional yang dalam sejarah dikenal sebagai mercusuar
penyebaran Islam di seluruh dunia seperti Al-Azhar di Mesir, Zaitunah di
Tunisia, Tarim dan Zabid di Yaman, dan banyak sekali mercusuar-mercusuar dakwah
Islam lainnya.
Dari alasan-alasan itulah
muncul keyakinan dalam masyarakat – khususnya Indonesia – bahwa pelajar agama
yang pernah belajar di timur tengah memiliki nilai plus dibandingkan dengan
pelajar yang belajar di negeri lain termasuk negeri Indonesia. Kayakinan dan
asumsi semacam itu adalah hal yang wajar karena timur tengah memang pusat dan
sumber agama Islam, disana juga terdapat tokoh-tokoh Islam internasional dan
merupakan hal yang normal ketika masyarakat beranggapan demikian.
HADHRAMAUT, JANTUNG TIMUR TENGAH
Hadhramaut adalah nama
dari sebuah provinsi di Yaman bagian selatan dan merupakan provinsi tua yang
usianya lebih tua daripada Islam. Hadhramaut juga memiliki banyak kota historis
yang dari sejak dulu sudah dikenal sebagai kota ilmu seperti kota Tarim dan
Seyun. Selain itu provinsi ini juga sangat terkenal lantaran banyaknya dai-dai
yang menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia seperti Indonesia, Malaysia,
Singapura, Thailand, Tanzania, Kenya dan banyak negara-negara lain hingga
jutaan manusia berhasil memeluk agama Islam dengan perantara orang-orang dari
Hadhramaut.
Ratusan orang Indonesia
belajar agama di Hadhramaut dan ribuan putera bangsa belajar di Yaman secara
umum. Hal tersebut sangatlah logis karena Hadhramaut memang merupakan negeri
ilmu seperti telah disebutkan oleh Rasulullah SAW lebih dari empat belas abad
yang lalu, “Iman adalah Yaman, hikmah adalah Yaman, fiqih adalah Yaman”.
Dari sejak dulu hingga sekarang, di Hadhramaut masih dilaksanakan dan terus
berjalan majelis-majelis keilmuan di mesjid-mesjid, zawiyah-zawiyah,
mi’lamah-mi’lamah dan aktivitas keilmuan lainnya di Hadhramaut masih sangat
aktif.
Ilmu yang dikaji di
Hadhramaut juga tidak hanya fiqih yang identik membahas hukum dzahir dan
tidak meraba sisi bathin, namun juga diketatkan pengajaran ilmu tasawwuf
yang secara spesifik lebih menekankan kepada sisi dalam manusia (hati). Hal
inilah yang membuat ilmu di Hadhramaut tak hanya tertulis di kitab-kitab dan
buku-buku, namun ilmu di Hadhramaut lebih banyak terlihat dalam tingkah laku
dan kehidupan masyarakatnya.
Dengan kata lain, aspek
akhlaq yang mana Rasulullah diutus untuk menyempurnakannya, juga sangat dijaga
dan terus diajarkan melalui kitab-kitab klasik dan yang paling penting adalah
melalui implementasi isi dari kitab-kitab akhlaq (suluk) ke dalam
kehidupan kongkrit sehingga terkadang banyak sekali akhlaq mulia yang dapat
disaksikan melalui gerakan dan tingkah laku ulama-ulama Hadhramaut namun sulit
untuk diterjemahkan ke dalam bahasa kata-kata.
Tasawwuf yang sangat
diperhatikan di Hadhramaut sangatlah patut untuk disebarkan ke seluruh dunia –
tanpa kita melihat kepada perbedaan mengenai tasawwuf – karena pengaruh
tasawwuf Hadhramaut yang pada dasarnya merupakan implementasi dari prinsip ‘ihsan’
(salah satu rukun agama Islam) sudah terbukti berhasil merangkul banyak bangsa masuk
ke dalam agama Islam secara damai tanpa pertumpahan darah, termasuk bangsa
Indonesia, Malaysia, Afrika secara umum dan bangsa-bangsa lain yang berhasil
memeluk agama Islam dengan perantara juru-juru dakwah dari ulama tasawwuf
Hadhramaut. Hal itu dikarenakan esensi tasawwuf yang syarat cinta dan damai
tanpa mengabaikan prinsip-prinsip agama Islam sendiri.
Dari sinilah metode dakwah
islami yang sesuai dan kompatibel dengan berbagai macam adat istiadat
bangsa-bangsa di seluruh dunia dapat dipelajari dalam rangka penyebaran agama
dan ajaran-ajaran Islam sebagaimana telah diamanatkan oleh Rasulullah SAW. Hal
ini juga tak kalah pentingnya karena tak jarang dan tak sedikit orang yang bertujuan
dakwah Islam, namun karena metode dan caranya dalam menyebarkan dakwah Islam
tidak sesuai dengan apa yang diajarkan dan dituntun oleh Rasulullah seperti
prinsip rahmah (kasih sayang), maka kadang metode yang salah tersebut
justru mencoreng wajah dakwah Islam dan bahkan mencoreng Islam secara umum.
Maka dari itu, metode dakwah yang sesuai dengan ajaran Rasulullah dan
berdasarkan atas asas rahmah bisa dipelajari dengan benar-benar di
Hadhramaut karena seperti ilmu, dakwah di Hadhramaut tak hanya sekedar teori,
namun juga aplikasi kongkrit.
Di samping itu ilmu agama
yang diajarkan dari sejak dulu hingga sekarang di Hadhramaut terbilang
kompleks. Mulai dari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur'an, hadits nabawi,
tauhid, fiqh, ushul fiqh, falak dan beberapa cabang ilmu agama lainnya. Dengan pondasi
ilmu tasawwuf, ilmu agama di negeri Hadhramaut bukanlah ilmu kering dan kasar,
tapi adalah ilmu yang jernih dan menyejukkan sebagaimana telah kita bahas
diatas.
Guru, masyayikh dan
pengajar ilmu agama di Hadhramaut secara global juga memiliki kelebihan yang
tak dimiliki oleh semua pengajar di tempat-tempat lain. Hal tersebut karena
pengajar ilmu agama yang ada di Hadhramaut memang benar-benar mumpuni di bidang
keagamaan, serta ilmu agama yang mereka dalami dan mereka kuasai tak hanya
berupa teori namun juga diterjemahkan ke dalam bahasa kehidupan nyata
sehari-hari sehingga ilmu di Hadhramaut adalah apa yang dilihat, apa yang
didengar dan apa yang dibaca, bahkan lebih dari itu ilmu di Hadhramaut adalah apa
yang ada di sekitar kita.
Tak hanya guru, masyarakat
Hadhramaut dari sejak dulu sudah dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan
penerapan prinsip-prinsip dasar agama Islam beserta ajaran-ajarannya dikenal
cukup tinggi. Hal tersebut menjadikan orang asing – dan para pelajar pada
umumnya – bisa membaca ajaran Islam dan sunah-sunah Rasulullah melalui
pergaulan sehari-hari dengan masyarkat Hadhramaut.
Satu kelebihan ilmu agama
di Hadhramaut yang bernilai sangat tinggi adalah sanad. Dimana ilmu-ilmu
agama di Hadhramaut ini memiliki silsilah yang jelas dan terpercaya sampai
sumber ilmu agama, yaitu Rasulullah SAW baik sanad yang diwarisi dan
didapatkan secara turun-temurun oleh keturunan Rasulullah maupun sanad
yang diturunkan dari Rasulullah kepada sahabat kemudian tabi’in dan dilanjutkan
kepada ulama-ulama terpercaya di setiap generasi berikutnya.
Sanad yang hingga saat ini
masih sangat diperhatikan dalam menuntut ilmu di Hadhramaut memiliki peranan
yang begitu penting dalam pendidikan agama seseorang karena ilmu agama yang
disertai dengan sanad memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada orang
tersebut bahwa ajaran dan pemahaman yang ia dapatkan mengenai agama Islam tidak
keluar dari sembarang pemikiran, tidak ‘melenceng’ dan berdasarkan atas dasar
yang kuat karena sumber ilmu dan pemahaman yang ia dapatkan berasal dari
Rasulullah SAW.
Hal inilah yang membuat
kita yakin bahwa pemahaman agama yang kita dapatkan dari Hadhramaut dengan
berdasarkan sanad yang benar adalah pemahaman yang berdasarkan dari
sumber terpercaya dan dapat kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah, ulama
dan seluruh manusia.
Dari dimensi lain,
Hadhramaut memiliki banyak ‘menara-menara’ keshalehan. Dalam arti lain,
sepanjang sejarah Islam di Hadhramaut, negeri ini telah melahirkan ribuan wali
dan orang sholeh sehingga kota Tarim, salah satu kota paling terkenal di
Hadhramaut dijuluki dengan nama ‘Kota Seribu Wali’. Barangkali orang yang belum
pernah mengetahui secara langsung keadaan Hadhramaut akan sedikit risih apabila
mendengarkan bahwa ribuan wali dan orang sholeh yang dihasilkan Hadhramaut.
Tapi kerisihan itu akan hilang hingga ke akar-akarnya jika orang tersebut
membaca sejarah dan melihat kehidupan di Hadhramaut.
Hadhramaut – khususnya Tarim
– didominasi oleh habaib/asyrof/sadah (keturunan-keturunan Rasulullah
SAW) yang notebenenya memiliki posisi sebagai pewaris Rasulullah. Habaib
itulah yang seringkali menjadi lentera-lentera bagi masyarakat setempat bahkan
masyarakat dunia dalam kehidupan beragama. Hal itu tidak lain karena Rasulullah
SAW sendiri sudah memberikan sinyal bahwa disamping Al-Qur'an dan As-Sunnah, habaib
juga merupakan kunci seorang muslim untuk terhindar dari kesesatan.
Hadhramaut juga merupakan
tempat yang kondusif untuk melangsungkan kehidupan beragama. Jauhnya Hadhramaut
dari kontaminasi pengaruh-pengaruh negatif dari luar menjadikan negeri ini
tempat yang begitu sejuk dan damai untuk jiwa-jiwa yang kerontang, seperti oase
yang selalu dicari oleh para musafir kehausan. Tak aneh jika kita bertanya
kepada muslim Eropa, Amerika, Afrika, Australia dan Asia yang berada di
Hadhramaut mengenai alasan mereka memilih Hadhramaut, lantas mereka menjawab
“Kami ingin hati kami tenang dari hiruk pikuk dunia”.
Satu kelebihan lain yang dimiliki
oleh Hadhramaut – dan juga dimiliki oleh timur tengah secara umum – adalah
bahwa Hadhramaut merupakan negeri arab dan tentunya bahasa arab menjadi bahasa
utama sebagai bahasa percakapan orang-orang yang ada di negeri ini. Hal ini
membuka pintu lebar bagi siapa saja yang belajar di negeri ini untuk
memperdalam dan menguasai bahasa arab.
Hal tersebut sangatlah
penting karena bahasa arab adalah bahasa Al-Qur'an, bahasa hadits dan bahasa
ilmu Islam secara umum. Maka lingkungan ‘ke-arab-an’ yang sudah tersedia secara
otomatis di Hadhramaut bisa menjadi batu loncatan besar bagi para pelajar untuk
memperdalam bahasa arab guna mengembangkan pemahamannya terhadap teks-teks
agama Islam karena tak dapat dipungkiri bahwa bahasa arab merupakan salah satu
kunci utama dalam memahami agama Islam.
Berdasarkan atas
pembahasan, perincian dan alasan-alasan diatas, bukanlah hal yang berlebihan
jika kita mengatakan atau menyimpulkan bahwa Hadhramaut adalah jantung timur
tengah.
Oleh : Syaiful Arif *
*Penulis adalah Alumnus Pondok
Pesantren Mathlabul Ulum, Jambu, Lenteng, Sumenep dan Sekarang Menjadi
Mahasiswa Fakultas Syariah Universitas al-Ahgaff Tarim Hadhramaut dan menjabat
sebagai Kepala Departemen Pengembangan Bahasa FOSMAYA(Forum Silaturrahim
Pelajar dan Mahasiswa Madura di Yaman).