Kado Dari Rektor Ahgaf untuk Santri Dunia
BERSAMA
PROF. DR. AL-HABIB ABDULLAH BIN MUHAMMAD BAHARUN - YAMAN
DI PESANTREN ILMU AL-QURAN (PIQ)
SINGOSARI - MALANG
Hari Selasa (21/11/2017) tepatnya pada malam hari, Pesantren Ilmu
Al-Quran (PIQ) mendapatkan kunjungan tamu istimewa. Beliau adalah Prof. Dr.
Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun (Rektor Universitas Al-Ahqaf di Yaman).
Ini merupakan kunjungan ketiga kalinya di pesantren yang terletak di Singosari
ini. Tentu, hal seperti ini menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bisa menjadi
salah satu tempat kunjungan dalam agenda safari dakwah beliau selama di Malang
Raya.
Sebenarnya PIQ bukanlah satu-satunya pesantren yang
beliau kunjungi selama di Malang. Sebelumnya beliau sudah menyampaikan kuliah
umum di beberapa tempat. Dimulai dari
Pesantren Mambaus Solihin (SUCI) Gresik kemarin malam, kemudian di pagi
hari beliau bertolak ke Malang karena pada siang harinya beliau harus menjadi
pemateri pada acara seminar Nasional di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Setelah itu, beliau melanjutkan perjalanannya ke Pondok Darul Hadits
Al-Faqihiyah Malang. Selain bertujuan untuk bersilaturrahmi dengan beberapa
Habaib Malang, ternyata beliau juga menjadi narasumber dalam pertemuan
eksklusif tersebut. Dan sebagai penutup, PIQ menjadi tujuan terakhir dari
rangkaian safari dakwah beliau sebelum kembali lagi ke Gresik.
Dengan lantunan shalawat diiringi pukulan rebana para santri, beliau
bersama rombongannya mulai memasuki pesantren ini. Seperti kunjungan
sebelumnya, acara dilaksanakan di aula utama. Turut hadir saat itu, yaitu: KH.
M. Basori Alwi (Pengasuh PIQ), KH. Luthfi Basori (Ketua Umum PIQ), dan juga Gus
Abdullah Murtadlo (Wakil Ketua I PIQ).
Selaku moderator pada acara ini yaitu beliau Gus
Abdullah Murtadlo. Acara dibuka dengan bacaan surat Al-Fatihah yang dipimpin
langsung oleh KH. M. Basori Alwi. Kemudian langsung dilanjutkan dengan acara
utama yaitu al-muhadloroh al-‘ilmiyyah al-‘amah (kuliah umum) yang disampaikan
oleh Prof. Dr. Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun. Berikut merupakan
intisari dari ceramah beliau malam itu.
Sebagai pembukaan, beliau menuturkan bahwa tujuan
dari kunjungan di PIQ ini tidak lain kecuali sebagai bentuk tabarruk (mengambil
berkah) kepada KH. M. Basori Alwi. Beliau juga tidak henti-hentinya mendoakan
pengasuh, keluarga, dan seluruh santrinya serta para hadirin semoga senantiasa
panjang umur dalam keadaan sehat wal afiyat serta mendapatkan naungan rahmat
Allah Ta’ala.
Pada kesempatan itu, beliau ingin menyampaikan
sesuatu yang membuat hatinya resah. Dan ironinya hal itu ternyata sedang
melanda putra bangsa Indonesia, khususnya para pelajar bangsa. Selama beliau
mengunjungi beberapa tempat di Malang, beliau mendapati kuantitas pelajar yang
luar biasa, tapi hal itu tidak berjalan seimbang dengan kualitasnya. “Sangat
patut disayangkan, peranan pemuda muslim zaman sekarang sangatlah kurang.” Tutur
beliau mengawali pembahasan.
Ungkapan seperti itu sangatlah maklum, karena
ketika kita mencoba menengok kondisi kaum muslimin dewasa ini, ternyata memang
benar bahwa jumlah pemeluk agama Islam saat ini sangat banyak, tapi kuantitas
sebanyak itu masih belum dirasa cukup, jika tidak ada peran penting para pemuda
Islam zaman sekarang. Padahal di sisi lain, musuh-musuh Islam sudah kian lama
membakar semangat juang mereka untuk menghadapi kondisi seperti ini. Coba kita
perhatikan, bagaimana mereka mulai berusaha mendominasi kekayaan sumber alam
Indonesia. Bukan hanya itu, mereka juga sudah mulai masuk dalam bidang
pemerintahan agar lebih leluasa mengatur umat Islam sesuai kehendak mereka.
Lebih jauh lagi, bahkan mereka sudah sangat siap untuk memerangi kaum muslimin.
Maka solusi untuk melawan hal tersebut yaitu
dengan memaksimalkan posisi kalian sekarang sesuai dengan amanat Allah. Perlu
diingat, kalian adalah para pelajar bangsa, maka tuntutlah ilmu dengan
sungguh-sungguh dan penuh semangat. Dan mendekatlah kepada Allah Ta’ala dengan
cara membantu agama-Nya dan mengagungkan ajaran yang disampaikan oleh
utusan-Nya. Dan hal itu semua tidak mungkin bisa dicapai kecuali dengan
kesungguhan dan semangat untuk menggapainya.
Al-Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad berkata: “Apabila
kalian menginginkan sesuatu, baik hal itu berkaitan dengan urusan agama maupun
dunia, maka bersungguh-sungguhlah untuk menggapainya. Karena jikalau kalian
mengharapkan sesuatu dengan penuh semangat dan tekad yang kuat disertai dengan
keistiqomahan maka Allah Ta’ala akan merealisasikan harapan kalian.”
Banyak di zaman sekarang orang-orang sibuk
mendatangi orang alim atau orang sholeh untuk meminta barokah doa mereka,
padahal doa tersebut tidak akan membantu mereka dengan sendirinya. Karena
tidaklah nampak sebuah keberkahan dari Dzat Yang Maha Kuasa kecuali diiringi
dengan adanya bukti nyata dari manusia yang senantiasa berdoa.
Ada satu kisah, konon ada salah seorang yang
sholeh. Beliau adalah murid dari Al-Habib Ahmad bin Muhsin Al-Haddar (Shohib
al-Mukalla). Habib Ahmad sendiri merupakan seorang wali besar, beliau lahir di
Bangil kemudian pindah ke Mukalla, dan disanalah beliau dikebumikan. Nama dari
murid beliau tersebut adalah As-Sayyid Mahbub Al-Jailani yang berasal dari
India. Suatu hari, gurunya berkata bahwa guru spiritual yang sebenarnya ada di
daerah sekitar Arab seraya menyerahkan foto guru yang dimaksud. Akhirnya ia
pergi berkelana mencari guru tersebut. Dan setelah bertemu, tak berlangsung
lama ia pun menjadi wali besar.
Demikianlah biografi singkat As-Sayyid Mahbub
Al-Jailani. Suatu saat, ada seseorang yang datang kepada beliau seraya meminta
doa kepada beliau. Akhirnya beliaupun berkata: “Amaluka yad’u laka.
(Perbuatanmu membimbingmu kepada doamu). Andaikata kau datang kepadaku dengan
membawa batu, dan kau ingin supaya aku bisa membuat batu tersebut berubah
menjadi perhiasan untuk istrimu, mana mungkin aku bisa melakukannya. Tapi beda
lagi, jikalau kau datang kemari dengan membawa emas, maka aku akan berusaha
untuk merubahnya menjadi perhiasan indah yang sesuai untuk istrimu.”
Seperti itulah kiranya analogi jika kita berdoa
tanpa disertai dengan action atau gerakan. Kita ingin didoakan supaya bisa
hafal Al-Quran tapi setelah itu kita tidur, atau berdoa agar dibuka mata hati
kita sehingga mudah menerima pelajaran, akan tetapi malah tidak pernah masuk kelas,
atau berdoa agar bisa ini dan itu namun masih saja tidak ada pergerakan dari
kita, maka sama saja. Karena sesungguhnya langit tidak mungkin menurunkan emas
maupun perak. Maka semua itu dibutuhkan adanya bukti nyata berupa usahamu dalam
meraih impianmu, sehingga datanglah pertolongan Allah Ta’ala.
Nabi besar Muhammad saw. diutus langsung oleh
Allah swt. Akan tetapi Allah juga menjadikannya sebagai tauladan yang patut
untuk dijadikan panutan. Hal itu tercermin dari kesungguhan dan kesabarannya.
Nabi tidak pernah bosan untuk berdakwah, memberi nasehat untuk umatnya,
kebanyakan waktunya digunakan untuk memikirkan mereka, hematnya beliau telah
mengaplikasikan kesungguhan dalam setiap gerak-geriknya sampai pada akhirnya
beliau bertemu dengan Allah Ta’ala. Padahal Nabi Muhammad saw. sendiri
merupakan sumber dikabulkannya doa, karena diantara karomah beliau yaitu
terkabulnya doa yang beliau panjatkan sehingga turunlah rahmat Allah Ta’ala
untuk alam semesta. Sebagaimana firman Allah swt. dalam surat Muhammad ayat 4:
“… Demikianlah apabila Allah menghendaki
niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian
kamu dengan sebahagian yang lain…” Berdasarkan hal ini, maka sudah seharusnya
bagi kita untuk lebih dekat lagi dengan Allah swt. dan juga hendaknya kita
memiliki kesungguhan, tekad, dan semangat yang kuat. Karena dimana ada gerakan (harakah), disitulah letak keberkahan
berada.
Sebagai penutup
dari ceramah beliau, Rektor Universitas Al-Ahqaf dari Yaman ini menaruh harapan besar secara khusus kepada
para hadirin, juga kepada seluruh santri Indonesia pada umumnya, agar memiliki himmah (tekad) yang kuat dalam menggapai
apapun. Hendaknya kalian memiliki cita-cita tinggi sehingga mampu memaksimalkan
salah satu nikmat yang diberikan Allah kepada kalian. Jangan berfikir mau jadi
apa kalian suatu saat. Entah jadi seorang pengajar di masjid kecil, atau entah
jadi apalah kelak, tinggalkan pemikiran yang demikian. Sebaliknya, tanamkan
dalam hati bahwa kelak kalian akan menyebarkan ilmu Allah ini di seluruh
Indonesia, bahkan kalau bisa di setiap ujung dunia. Kalian adalah generasi pelayan Al-Quran, sekaligus pelayan Nabi Muhammad saw. Junjung
setinggi mungkin cita-cita kalian dan laporkan kepada Allah Ta’ala. Karena
sesungguhnya Allah swt. sekalipun kita berdoa kepada-Nya setiap hari, meminta
apa yang Dia punya setiap waktu, maka apa yang ada disisih-Nya sedikitpun tidak
akan pernah berkurang.
Jangan batasi
mimpimu. Mungkin mimpimu terlampau jauh. Maka mintalah kepada Allah swt. dan
jangan lupa kerahkan seluruh usaha dan tenagamu untuk meraihnya, sehingga
datanglah pertolongan Allah Ta’ala. Saat seperti itu, setan akan menciutkan
niatmu dengan berkata: “Memang siapa
kamu? Kamu bisa apa, Sampai berani bercita-cita setinggi itu?” Jikalau
kalian mendapati bisikan semacam itu, maka jawablah dengan lantang bahwa kalian
adalah hamba Allah juga pembantu Rasulullah saw, kalian adalah para penuntut
ilmu Allah, generasi yang mendedikasikan hidupnya demi Al-Quran dan umat Nabi
Muhammad saw.
Ada hikmah besar di
balik ini semua, maka segera ambil hikmah itu dengan penuh kekuatan dan
mintalah bantuan kepada Allah. Karena hanya Dia lah Yang Maha Kuasa. Boleh jadi
kau merasa pesimis, saya hanya pemuda biasa tidak bisa apa-apa, saya hanya
santri yang tidak punya harta, tenanglah. Karena Allah akan mengarahkan kalian
menuju apa yang kalian inginkan. Ketika kau memiliki tekad yang kuat dan kau
serahkan semuanya kepada Allah dengan ikhlas, maka saat itu juga Allah akan
mengabulkan permintaan kalian.
Senantiasalah
berprasangka baik kepada Allah Ta’ala, dan jangan sekali-kali kalian percaya
terhadap janji setan. “Syaitan
menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan
karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.” (QS.
Al-Baqarah: 268)
Dalam ayat tersebut
dijelaskan bahwa setan akan meremehkan cita-cita kalian seraya menghardik: “Memang kalian bisa apa? Bukankah kalian
tidak bisa apa-apa.” Selain itu, setan juga akan menjerumuskan kalian ke
dalam perbuatan keji (fahsyaa). Maka
segala sesuatu yang melebihi batasan syar’i
disebut fahsyaa. Ketika kau
menganggap remeh pemberian Allah yang dianugerahkan kepadamu, maka hal demikian
termasuk fahsyaa. Atau jika ada yang
berputus asa dari luasnya rahmat Allah swt. maka juga tergolong fahsyaa.
Bukalah hatimu
untuk menerima kedermawanan Allah Ta’ala, jangan tutup wadahmu. Sekali saja kau
menutupnya, maka kau tidak akan mendapatkan cipratan derasnya hujan rahmat
Allah Ta’ala yang mampu membasahi seluruh tempat kecuali hatimu yang tertutup.
Maka serahkan segala hal hanya kepada Allah swt.
Lihatlah bagaiamana
guru kalian KH. M. Basori Alwi. Beliau tidak akan mencapai derajat mulia
seperti sekarang ini kecuali dengan kesungguhan dan tekad bulat, bagaimana dulu
ketika beliau beretika kepada guru-gurunya, belum lagi keistiqomahan beliau
dalam mengajar Al-Quran selama berpuluh-puluh tahun. Semua itu layak
diperhatikan dan diaplikasikan secara khusus oleh para santri beliau. Semoga
Allah memberi umur panjang fi tho’atillah
wa rosulih kepada beliau sebab kesungguhan dan tekad mulianya. “Kepada masing-masing golongan baik golongan
ini maupun golongan itu Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan
kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi” (QS. Al-Isra: 20)
Demikian intisari
motivasi dari Sang Murobbi Prof. Dr. Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun
untuk seluruh santri negeri ini di Pesantren Ilmu Al-Quran (PIQ) Singosari.